Kamis, 01 April 2010

NAMAKU GAYUS (?)

Namaku Gayus.
Aku seorang pegawai negeri golongan 3, gajiku tidak terlalu besar -kata orang-, cuma 12 juta, gaji yang kecil jika dibandingkan dengan gaji seorang direktur.
Tak apalah, yang penting aku punya rekening 25 milyar ditabunganku, tak ada yang tahu kalau masih ada cash 25 milyar lagi di banker rumahku.
Tentu saja rumahku di gang sempit tak lagi aku urus, karena aku punya rumah mewah seharga diatas semilyar.
Mobil tak cukup satu, aku perlu mobil lebih banyak lagi.
Selama ini tidak ada orang yang peduli apa yang aku miliki, apa yang aku kerjakan ... aku adalah mesin uang bagi sebagian orang ...

Demikian adanya ... aku hidup dalam bingkai yang aku bikin sendiri, bingkai sebagai orang berduit, punya status sosial, terpandang dan cukup bergengsi. Siapa peduli ...
Sampai suatu hari semua "status semu" itu harus berakhir juga.

Semua harus membayar pada akhirnya ...
Tuhan bisa meruntuhkan seseorang dengan cara yang tidak aku mengerti.
Sesungguhnya aku ingin protes kepada Tuhan ...
Menurutku Tuhan tidak benar-benar memahami perasaanku.
Padahal nuraniku mengatakan aku tidak perlu semua status itu, aku merasa cukup dengan gajiku sebagai PNS, aku merasa nyaman tinggal di gang sempit yang meskipun tidak besar sesungguhnya rumah itu halal. Aku cuma perlu hidup penuh berkah.
Uang hanyalah alat ... bukan tujuan.

Tapi apalah daya, aku juga manusia biasa ... lemah terhadap keluh kesah, lemah terhadap rongrongan sosial.
Lama lama tak tahan juga kalau berurusan dengan "desakan" duniawi.
Struktur sosial tidak mengijinkan aku puas dengan gaji PNS, dan hidup penuh berkah jelas bukan impian.
Mereka tidak akan percaya kalau sebetulnya Tuhan sudah membagi rejeki.
Rejeki harus diserobot dengan apapun caranya.
Namanya juga menyerobot ... maka harus siap resiko yang bakal datang.

Maka jadilah aku Gayus, Gayus yang harus berlapang dada, Gayus yang menjadi bodoh karena harus hidup dalam bingkai yang tidak pas, Gayus yang harus menyerobot sana-sini, Gayus yang akhirnya rela harus dibui ...
Karena akulah Gayus, Gayus yang harus menghianati hati nurani ...

Namaku Gayus, maukah kau bersamaku?

Tidak ada komentar: